Mazhab Frankfurt dan Perkembangan Teori Neo-Marxis di Inggris
Mazhab Frankfurt
Mazhab
Frankfurt adalah kelompok intelektual neo-Marxis yang bekerja sama pada tahun
1930-an di University of Frankfurt. Mazhab ini punya Max Horkeimer sebagai
ketua mazhab dan Theodor Adorno sebagai teoritikus. Mazhab Frankfurt ini
memadukan teori kritis Marxis dengan teori hermeneutika. Teoritikus mengadopsi
teori Marxis sebagai basis untuk menganalisis masyarakat dan kebudayaan.
Tulisan mazhab Frankfurt menunjukan beragam bentuk budaya tinggi seperti musik
simfoni, sastra besar dan seni. Anggota mazhab menyatakan pemikiran budaya
tinggi seharusnya tidak dimanfaatkan untuk meningkatkan kekuasaan kaum elite.
Menurut Arato dan Gebhardt (1978), mazhab Frankfurt menghormati budaya tinggi
tetapi mencemooh budaya massa. Adorno dan Horkheimer mengkritik media massa
sebagai industri budaya, yaitu media massa mengubah budaya tinggi dan budaya
rakyat menjadi komoditas yang dijual demi keuntungan. Mazhab Frankfurt punya
dampak langsung terhadap penelitian sosial Amerika karena bangkitnya Nazi
memaksa warga Yahudi tinggal di pengasingan.
![]() |
(source: Google) |
Perkembangan Teori Neo-Marxis
di Inggris
![]() |
(source: Google) |
Tahun
1960 sampai 1970-an kajian budaya Inggris menggabungkan teori neo-Marxis dan metode
penelitian yang berasal dari berbagai sumber termasuk kritik sastra,
linguistik, antropologi dan sejarah. Hal itu bertujuan untuk melacak dominasi
elite dalam sejarah atas budaya, mengkritik dampak sosial dan memperhatikan
dominasi atas kelompok dan subkultur minoritas tertentu yang dikritik oleh
kajian budaya Inggris. Perhatian hermeneutika bergeser dari kajian tentang
artefak budaya elite ke kajian tentang “budaya hidup” kelompok minoritas.
Kritik kajian budaya Inggris tentang budaya tinggi dan ideologi adalah bentuk
penolakan akan apa yang dilihat para pendukungnya tentang bentuk asing budaya
yang dipaksakan kepada minoritas. Raymond Williams membuat perspektif orisinal
tentang bagaimana budaya berkembang berdasarkan gagasan yang diambil dari banyak
sumber termasuk teori sastra, linguistik dan tulisan neo-Marxis. Akhir tahun
1960-an, Williams beralih ke media massa. Williams mengembangkan perspektif
baru tentang peran media massa dalam masyarakat modern dan gagasannya yang
menginspirasi generasi muda sarja universitas di Inggris dan Eropa. ia
berpendapat bahwa media massa memberikan ancaman kepada perkembangan budaya
yang berharga. Teoritikus bernama Hall berpendapat media massa adalah demokrasi
liberal paling baik dan dapat dipahami sebagai forum publik yang majemuk, yaitu
gagasan tentang media yang memberikan tempat dimana kekuasaan elite yang
dominan dapat ditantang. Kajian budaya Inggris telah menghasilkan beragam
penelitian mengenai konten media popular dan penggunaannya oleh kelompok sosial
tertentu. Di Amerika Serikat, kajian budaya Inggris memperngaruhi penelitian
ilmuan dalam banyak bidang, khususnya karya-karya feminis (Long, 1989) dan
mereka yang mempelajari budaya populer (Grossberg, 1989).
|
Komentar
Posting Komentar