Teori-Teori Kritis Komunikasi Massa

Halo! kita dari kelompok 9 yang beranggotakan:
1. Gabriel Prita Sandinsa (160905953)
2. Refo Ardi Angkasa      (160905959)
3. Eklesia Ovi                  (160905949)
Di Blog ini kita akan menjelaskan materi mata kuliah komunikasi massa yaitu Teori-Teori Klasik dan Kritis komunikasi massa. Pertama kita mulai dulu dari bagian Teori Klasik.


Peralihan Budaya Dalam Penelitian Media
Beragam teori budaya media dapat dikenali dengan beberapa cara. Dalam bab ini menggunakan dikotomi yang secara luas digunakan oleh para teoritikus budaya untuk membedakan penelitian mereka. Teori makroskopik interpretif memusatkan perhatian pada cara kelompok sosial dan individu menggunakan media untuk menciptakan serta mengembangkan bentuk-bentuk budaya yang membangun kehidupan sehari hari. Teori ini biasanya disebut sebagai teori kajian budaya. Teori makrospik struktural memusatkan perhatiannya pada bagimana cara institusi media dibangun didalam perkonomian kapitalis. Teori ini memfokuskan perhatian pada cara elite sosial menjalankan media untuk mendapatkan bahwa para elite kadang-kadang menggunakan media untuk menyebarluaskan budaya hegemonik sebagai cara untuk mempertahankan posisi mereka yang dominan didalam tatanan sosial. Akan tetapi, mereka beranggapan bahwa media digunakan untuk menciptakan dan memasarkan komoditas budaya yang sekilat tidak politis, yang berfungsi untuk menghasilkan keuntungan bagi elite-elite tersebut. rangkaian teori ini disebut teori politik ekonomi karena meprioritaskan untuk memahami bagaimana kekuatan ekonomi menyediakan landasan bagi kekuatan ideologi dan politik.
(source: Google)

Teori-Teori Makroskopik versus Mikroskopik
Teori-teori yang telah dilihat disepanjang buku ini, tingkatannya mikro atau mikroskopik, karena tidak menganggap penting isu-isu lebih besar mengenai tatanan sosial demi persoalan-persoalan yang melibatkan kehidupan sehari-hari. Sebaliknya teori ekonomi politik adalah teori budaya makroskopik. Teori tersebut tidak terlalu sibuk mengembangkan penjelasan terperinci mengenai bagaimana individu dipengaruhi media dan lebih tertarik pada bagaimana tatanan sosial sebagaian keseluruhan dipengaruhi. Walaupun demikian, hingga saat ini, teori budaya makroskopik dan mikroskopik berkmbang relatif secara saling terisolasi.
Para peneliti teori budaya mikroskopik lebih suka menafsirkan apa yang terjadi didunia langsung disekitar mereka. Kebanyakan mereka menemukan bahwa dunia sosial adalah tempat yang selalu menakjubkan. Mereka memandang pengalaman hidup kita sehari-hari dan pengalaman realitas kita sebagai konstruksi sosial buatan yang entah bagaimana kita pertahankan dengan kegagalan kecil sesekali.
Para peneiti budaya makroskopik terganggu dengan fokus sempit teori mikroskopik. Mereka memandang media sebagai industri yang mengubah budaya menjadi komoditas dan menjulnya untuk mendapatkan keuntungan. Mereka ingin menilai konsekuensi keseluruhan terhadap tatanan sosial saat industri-industri ini menjadi baian besar perekonomian nasional.
(source: Google)


Teori Kritis
Sebagian teori kajian budaya dan ekonomi politik juga disebut sebagai teori kritis berkat aksiologi mereka yang secara terbuka mendukung nilai-nilai tertentu dan menggunakan nilai-nilai tersebut untuk mengevaluasi dan mengkritik status quo. Mereka yang mengembangkan teori-teori kritis mencari perubahan sosial yang akan menerapkan nilai mereka.
Kekuatan
Kelemahan
  1.     Berlandaskan politik, berorientasi pada tindakan.
Terlalu politis, seruan terhadap aksi terlalu subjektif.
  2.     Mengunakan teori dan penelitian untuk merencanakan perubahan di dunia nyata.
Biasanya kurang dapat diverifikasi secara ilmiah, berdasarkan observasi subjektif.
    3.     Menanyakan pertanyaan-pertanyaan penting dan besar mengenai kendali dan kepemilikan media.
Bila didudukan sebagai subjek verifikasi ilmiah, sering menggunakan metode penelitian yang inovatif, tetapi kontroversial.

Sebuah teori kritis mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu dan menyediakan cara-cara pengganti untuk menafsirkan peran sosial media massa. Sebagia contoh, sebagai teoritikus kritis berargumen bahwa media pada umumnya menyokong status quo  bahkan mungkin khususnya, ketika status quo sedang dibawah tekanan atau mulai retak. Teori kritis sering menyediakan penjelasan rumit dan kecenderungan media untuk secara konsisten berlaku seperti itu.
Teori kritis sering kali menganalisis institusi tertentu, meraba-raba sejauh mana tujuan yang diharapkan diusahakan dan dicapai. Media massa dan budaya massa yang mereka promosikan telah menjadi fokus teori kritis. Para peneliti kritis mengaitkan media massa dan mudaya massa dengan berbagai permasalahan sosial. Bahkan, ketika media massa tidak dilihat sebagai sumber permasalahn tertentu, media massa dikritik karena memperparah atau membuat masalah sulit diidentifikasi atau dicapai dan dipecahkan.
(source: Google)

Membandingkan Teori-Teori Kebudayaan dengan Teori yang Berlandaskan Penelitian Empiris
            Banyak teoritikus yang gagasannya bahwa kita percaya media memainkan peran utama dalam tatanan sosial modern atau kehidupan kita sehari-hari. Daripada menyajikan dengan tipe-tipe bukti empiris yang disukai kaum postpositivis, mereka meminta untuk menerima pandangan mereka terhadap pengaruh media dengan menggunakan logika, argumen, dan kekuatan pengamatan kita sendiri.

Sebagian mendiskripsikan contoh-contoh yang menggerakkan untuk mengilustrasikan argumen mereka. Sebagian lagi menawarkan bukti empiris untuk keyakinan mereka akan media  yang kuat, tetapi mereka menggunakan metode penelitian yang inovatif sehingga karya mereka dipertanyakan dan ditantang oleh para sarjanan postpositivis. Selama tahun 1970-an dan 1980-an, pendukung perspektif efek terbatas terganggu sekali dengan kebangkitan teori-teori budaya. Mereka dengan cepat mempertanyakan bukti yang disodorkan teoritikus budaya. Mereka memandang teori budaya sebagai variasi baru teori masyarakat massa, sebuah teori yang mereka rasa telah secara telak dijatuhkan pada tahun 1950-an dan 1960-an. Peneliti berpendapat bahwa teori budaya terlalu spekulatif dan peneitian empiris yang dihasilkan dari teori-teori ini strukturnya terlalu longgar.
(source: Google)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perspektif Transmisional Versus Ritual dan Penelitian Terhadap Budaya Populer di Amerika Serikat

Mazhab Frankfurt dan Perkembangan Teori Neo-Marxis di Inggris

Marshall Mcluhan, Harold Innis, Mcluhan