Teori-Teori Klasik Komunikasi Massa
A. Teori Jarum Suntik
![]() |
(source: Google) |
Teori jarum suntik adalah teori pertama
dari media massa. Teoritikus menamakan teori ini sebagai hypodermic needle theory atau teori jarum suntik. Teori ini
ditampilkan untuk pertama kalinya di radio CBS Amerika yang berjudul “The
Invasion From Mars”. Wilbur Schramm mengatakan bahwa media bisa menembakan
“peluru” kepada kihalayak dan khalayak bisa terpengaruh karena khalayak
bersifat pasif. Media mempunyai kekuatan, bersifat cepat, langsung dan punya
posisi yang sangat besar disini karena media disini dianggap lebih pintar.
Model jarum suntik ini beraliran one step flow, berarti media massa bersifat
langsung kepada khalayak. Dalam teori jarum suntik terdapat empat variabel
yaitu:
1. Variabel
Komunikator
- Daya Tarik dari media bisa diukur dari kesamaan, familiaritas dan kesukaan.
- Kredibilitas dari media terdiri dari keahlian dan kejujuran. Keahlian terlihat dari sejauh mana mediamenganggap khalayak dapat memberikan jabaran yang tepat. Kejujuran terlihat dari sejauh mana media memihak dalam penyampaian informasi.
- Kekuasaan, berarti respon khalayak tentang kemampuan media memberikan hadiah atau hukuman.
2. Variabel
pesan
- Struktur ditunjukan dari kesimpulan, argumentasi dan objektivitas.
- Gaya dari pesan menggunakan perulangan dan pembedaharaan kata agar mudah dimengerti.
- Appeals pesan merujuk pada motif psikologis yang ada di dalam pesan.
Media
mempunyai banyak variabel, salah satunya adalah media elektronik atau online,
media cetak, saluran interpersonal.
4. Variabel
Efek
Variabel efek
dapat diukur dari segi kognitif (perubahan pendapat, penambahan pengetahuan), segi
afektif (sikap,perasaan dan kesukaan) dan segi behavioral atau perilaku.
B. Teori Kegunaan dan Gratifikasi
C. Agenda Setting
Media punya kemampuan untuk
menyusun isu-isu dalam masyarakat (walterlipmann)
pseduoenvirontment atau lingkungan palsu, masyarakat tidak merespons pada
kejadian yang sebenarnya terlalu besar, kompleks, dan terlalu menuntut adanya
kontak langsung.Media memberikan model yang lebih sederhana dengan menyusun
agenda bagi kita. Agenda setting itu
membentuk gambaran atau isu yang penting dalam pikiran masyarakat, penyusunan
agenda terjadi karena media harus selektif dalam melaporkan berita.
Agenda media memengaruhi atau berinteraksi dengan apa yang masyarakat pikirkan dalam menciptakan agenda masyarakat. Media membuat kerangka kejadian dalam cara membatasi audience menafsirkan kejadian tersebut.Gagasan pengerangkaan media digunakan oleh para ahli teori media sebagai sebuah cara alami penyusunan agenda tingkat kedua terjadi.
D. Teori Analisis Kultivasi
Konsep Teori
B. Teori Kegunaan dan Gratifikasi
![]() |
(source: Google) |
Teori
ini dibuat berdasarkan penelitian dari Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch
pada tahun 1974 yang membahas mengenai pemahaman dan efek media bagi masyarakat
yang menggunakannya. Teori Kegunaan dan Gratifikasi memiliki asumsi bahwa masyarakat
yang aktif akan memilih media sesuai dengan kebutuhan atau keperluannya saja
sehingga dapat meminimalisir efek pada diri mereka sendiri. Kedua, masyarakat
memiliki kesadaran untuk memilih media sesuai dengan kepuasan mereka. Ketiga, penilaian
dari konten media ditentukan oleh khalayak. Terakhir, media bersaing dengan
sumber lainnya untuk pemenuhan kebutuhan khalayak.
Teori Kegunaan Gratifikasi merupakan teori yang berfokus pada media serta khalayak yang menggunakannya. Tahapan pertama pada teori ini diawali dengan orang secara aktif memenuhi apa yang menjadi kebutuhaan mereka. Kedua, peneliti membuat pengelompokkan sesuai alasan yang mewakili khalayak untuk menggunakan media. Ketiga, peneliti menghubungkan alasan – alasan khusus khalayak dengan beberapa variabel seperti kebutuhan, tujuan penggunaan media, konsekuensi penggunaan media, dan faktor individu pengguna.
Teori Kegunaan Gratifikasi merupakan teori yang berfokus pada media serta khalayak yang menggunakannya. Tahapan pertama pada teori ini diawali dengan orang secara aktif memenuhi apa yang menjadi kebutuhaan mereka. Kedua, peneliti membuat pengelompokkan sesuai alasan yang mewakili khalayak untuk menggunakan media. Ketiga, peneliti menghubungkan alasan – alasan khusus khalayak dengan beberapa variabel seperti kebutuhan, tujuan penggunaan media, konsekuensi penggunaan media, dan faktor individu pengguna.
Teori Kegunaan dan Grativikasi
memiliki dua konsep utama yaitu khalayak aktif dan pengaruh media.
a. Khalayak aktif
Khalayak
menggunakan media untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka, seperti mencari
hiburan, menyelesaikan pekerjaan, mngerjakan tugas, dan menambah pengetahuan.
Teori Kegunaan dan Gratifikasi juga membedakan antara aktivitas dan keaktifan.
Pada aktivitas, lebih merujuk pada
hal apa saja yang dilakukan oleh khalayak dengan menggunakan media. Sedangkan keaktifan adalah seberapa banyak
kebebasan yang dimiliki khalayak terhadap media.
b. Pengaruh media
Pengaruh
media diadapatkan dari khalayak yang memilih media untuk memenuhi kebutuhannya,
konflik tersebut dapat diredakan dengan konsumsi dari media. Meruntuhkan
kesempatan yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan atau pemuasan
kebutuhan. Situasi soial yang muncul juga dapat memunculkan nilai tertentu,
afirmasi, dan juga dapat difasilitasi oleh konsumsi terhadap materi dari media
sesuai topik yang berkaitan, dan situasi sosial menuntut kefamiliaran dengan
media.
C. Agenda Setting
![]() |
(source: Google) |
Agenda media memengaruhi atau berinteraksi dengan apa yang masyarakat pikirkan dalam menciptakan agenda masyarakat. Media membuat kerangka kejadian dalam cara membatasi audience menafsirkan kejadian tersebut.Gagasan pengerangkaan media digunakan oleh para ahli teori media sebagai sebuah cara alami penyusunan agenda tingkat kedua terjadi.
Agenda masyarakat memengaruhi
atau interaksi dengan apa yang para pembuat kebijakan anggap penting.Terdapat dua tingkatan penyusunan agenda yaitu
menentukan isu yang dianggap penting dan menentukan bagian atau aspek dari isu tersebut yang dianggap
penting (Todd Gitlinn) .
Media mempengaruhi masyarakat
dengan menyusun agenda atau program sehingga membentuk pikiran dan pandangan
khalayak. Hubungan media dengan agenda masyarakat dapat berupa sebab akibat
mutual alih-alih linear. Selanjutnya, terlihat kejadian yang sebenarnya
memiliki pengaruh pada agenda media dan agenda masyarakat. Media tidak selalu punya pengaruh kuat
dalam agenda masyarakat. Kekuasaan media bergantung pada faktor-faktor seperti
kredibilitas media terhadap isu-isu tertentu pada saat-saat tertentu, tingkat
pertentangan bukti yang dirasakan oleh individu anggota masyarakat, tingkat dimana
individu berbagi nilai media pada waktu tertentu dan kebutuhan masyarakat akan
panduan. Media akan kuat ketika kredibilitas media tinggi, pertentangan bukti
rendah, individu berbagi nilai media dan audiens
memiliki kebutuhan akan panduan yang tinggi. Tiga pengaruh
penyusunan media menurut Siune dan Borre:
1. Media
mereflesikan agenda masyarakat disebut representasi, dimana masyarakat memengaruhi media. Dalam agenda
representasional, masyarakat memengaruhi media.
2. Pemeliharaan agenda yang sama oleh masyarakat
sepanjang waktu disebut ketetapan sehingga media punya sedikit pengaruh.
3. Ketika agenda media memengaruhinya disebut
persuasi. Jenis pengaruh yang
ketiga ini, media memngaruhi masyarakat, tepat seperti apa yang diperkirakan
oleh teori klasik tentang penyusunan agenda.
D. Teori Analisis Kultivasi
![]() |
(source: Google) |
Analisis
kultivasi adalah teori yang kritis mempelajari institusi sosial yang penting
berupa televisi untuk menggunakan fungsi pencitraan kisahnya kepada masyarakat
telah diaplikasikan dalam berbagai hal seperti ketakutan akan menjadi korban,
sikap terhadap rasisme, materalisme dan lain-lain. Metode yang digunakan untuk
peneliti yang merasa tidak sesuai dengan konseptual adalah konsistensi logis.
Asumsi Teori
1. Televisi, secara esensial dam
fundamental, berbeda dengan bentuk-betuk media massa lainnya.
Asumsi
yang pertama menyatakan bahwa keunikan dari televisi. Televisi berada didalam
lebih dari 98 persen rumah Amerika Serikat. Televisi tidak membutuhkan
kemampuan membaca, sebagaimana dengan media cetak. Oleh karena itu televisi
lebih mudah diakses dan tersedia bagi siapa saja, televisi merupakan “senjata
budaya utama” dari budaya kita.
2. Televisi membentuk cara
berpikir dan membuat kaitan dari masyarakat.
Asumsi
yang kedua berkaitan dengan dampak dari televisi.peneliti menyatakan bahwa “substansi
dari kesadaran yang dikultivikasi oleh TV tidak merupakan sikap dan opini yang
lebih spesifik dibandingkan asumsi-asumsi yang lebih mendasar mengenai
fakta-fakta kehidupan standar-standar penilaian yang mendasari penarikan
kesimpulan. Maksudnya, televisi tidak lebih berusaha untuk mempengaruhi kita
melaikan melukiskan gambar yang lebih kurang meyakinkan mengenai seperti apa
dunia sebenarnya.
3. Pengaruh dari televisi
terbatas.
Asumsi
ketiga dari analisis kultivikasi menyatakan bahwa dampak dari televisi
terbatas. Hal ini mungkin terdengar aneh, apalagi melihat fakta bahwa televisi
tersebar sangat luas. Tetapi konstribusi terhadap budaya yang dapat diamati,
diukur, dan independen relatif kecil. Hal ini mengkin tampak seperti pernyataan
ulang dari pemikiran dampak minimal, tetapi menggunakan analogi zaman es untuk
membedakan analisis kultivikasi dari pendekatan dampak terbatas.
Konsep Teori
Proses dan produk analisis
kultivasi
1. Proses Empat Tahap
Tahap pertama, analisis sistem pesan,
terdiri atas analisis isi mendetail dan pemrograman televisi untuk menunjukkan
presentasi gambar, teman, nilai dan penggambarann yang paling sering berulang
dan konsisten. Tahap kedua, formulasi pertanyaan mengenai realitas sosial
penonton, melibatkan penyusunan pertanyaan mengenai pemahaman orang akan
kehidupan sehari-hari mereka. Tahap ketiga, menyurvei khalayak, mensyaratkan
bahwa pertanyaan-pertanyaan dari tahap kedua diberikan kepada anggota khalayak
dan bahwa para peneliti menanyakan para penonton ini mengenai level konsumsi
televisi mereka. Tahap terakhir, adalah membandingkan realitas sosial dari
penonton kelas berat dan kelas ringan.
2. Pengerusutamaan dan Resonansi
Proses kultivasi terjai dalam dua cara
yaitu pengarusutamaan kecenderungan bagi para penonton kelas berat untuk
menerima realitas budaya dominan yang mirip dengan yang ditampilkan di televisi
walaupun hal ini sebenarnya berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya. Cara yang
kedua resonansi terjadi ketika realitas penonton yang sedang dijalaninya ssuai
dengan realitas yang digambarkan didalam media.
3. Indeks Dunia yang Kejam
a) Kebanyakan orang berhati-hati
untuk diri mereka sendiri.
b) Anda tidak dapat terlalu
berhati-hati dalam berurusan dengan orang.
c) Kebanyakan orang akan mengambil
keuntungan dari anda jika mereka memiliki kesempatan.
Komentar
Posting Komentar